Ad Maiorem Dei Gloriam
….Aku datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani….
Kalimat yang aku baca ketika menyambut aku masuk ke gereja St. Antonius Kotabaru Yogyakarta… Menyenangkan, karena kali pertama sejak entah berapa bulan yang lalu aku terakhir ikut misa di gereja itu. Bisa jadi terakhir dengan kekasih ku yang sekarang juga berada jauh.
Hemmm..minggu panggilan, itu yang aku baca dalam buku panduan, kalau minggu ini adalah minggu panggilan. Pantes aja yang tugas di gereja kebanyakan adalah frater, dan misanya dipimpin 8 pastor. Huiii hebatlah. Udah gitu pembukaan dibuka dengan tarian yang berjudul tarian panggilan. Yang nari romo lho, pake tarian jawa, Hebat. Ceritanya menggambarkan kalo romo itu tidak tergoda dengan godaan para wanita cantik, uang dan kekayaan duniawi. Selain itu diiringi dengan kelompok padua suara Sanatha Sadar (USD)…terbiasa dengan panggilan itu, dan kelompok band dari frater Kolsani Kotabaru. Meriah dan sangat ramai.
Kotbah pastornya pun sangat menarik. Ada salah satu cerita pastor tersebut yang saya ingat dan sangat menggambarkan situasi manusia saat ini. Begini cerita pastor tersebut : “Ada salag seorang romo di salah satu paroki gereja. Dalam kesehariannya, romo ini tidak pernah melakukan control atau melakukan pemeriksaan di sangkresti gereja. Suatu hari romo ini masuk kedalam sangkresti untuk melakukan pemeriksaan. Tiba-tiba sang romo menemukan sebuah kotak di didalam lemari yang berisi 3 telur dan uang 500 ribu rupiah. Karena kaget dan heran romo tersebut memanggil sang koster. Dan romo tersebut bertanya “koster kenapa ada kotak berisi 3 telur dan uang 500 ribu rupiah?” (kata romo sambil membentak). Jawab koster itu sambil takut-takut “ anu romo, saya diminta oleh bapak-dewan paroki untuk meletakkan sebuah telur kedalam kotak itu kalau kotbah romo itu tidak bagus”.
“Oh begitu”, jawab romo sambil tersenyum. Wah berarti selama 7 tahun saya di sini kotbah saya baru 3 kali yang tidak bagus. Pikir romo tersebut. Trus romo bertanya lagi tentang uang yang 500 ribu tersebut. “uang yang 500 ratus ribu ini untuk apa?”..jawab koster tersebut, “uang yang 500 ribu rupiah itu hasil dari penjualan telor yang sudah terkumpul sebelumnya mo”….
Kayaknya tu pastor cuma mau kasih ilustrasi kalau orang itu jangan gampang puas dengan apa yang udah dilakukan gt sih…tp gak tau juga. Itu yang aku tangkep dari cerita pastor itu.
Yah intinya manusia itu harus selalu melakukan refleksi diri dari setiap apa yang dia lakukan dan dia kerjakan, untuk melihat apakah itu sudah memiliki dampak yang baik atau belum bagi sesamanya. Gt kali ya..hahahahaaaa
Trus dalam misa minggu panggilan di kobar ini, pastornya dalam rangka promosi SJ (Sarekat Jesus). Intinya pastor berharap kepada kaum muda untuk mencoba merefleksikan panggilan dalam dirinya, untuk melihat apakah panggilan yang ada dalam dirinya itu sudah sesuai dengan panggilan Allah.
Seru deh misanya..puas….