Jumat, 29 Oktober 2010

Jogja berduka lagi..(November 2010)

Introduction
Apalagi yang akan terjadi? Gempa besar di Mentawai yang mencapai 7.2 sch, Jakarta yang dikepung banjir dan macet, gunung merapi yang mulai menunjukkan taringnya, gempa barat laut Wonosari 4 sch, beberapa gunung besar lainnya juga menunjukkan reaksi atas beberapa aktivitas alam sebelumnya. Bisa dibayangkan bagaimana karena itu semua terjadi secara serentak, bersamaan, sehingga sebagian dari warga Indonesia merasakan hal yang sama dengan kendala yang tentunya berbeda-beda.

Indonesia sedang berduka dengan itu semua.dan kita bisa berbuat apa? lalu masih ingin menunjuk siapa yang salah dan bertanggung jawab akan hal ini? hal yang menurut saya perlu juga diperhatikan dan dipertimbangkan mungkin setelah itu selesai. Karena bagi saya yang terpenting sekarang adalah bagaimana kita yang masih mau perduli dengan kejadian yang ada di atas, berusaha untuk membantu memberikan solusi atau pemecahan dari masalah yang sudah timbul tersebut, "meskipun itu terkait alam" minimal kita dapat meminimalisirnya.

Sejak 2006, kini 26 November 2010 gunung merapi di Jogja kembali mengajak warganya untuk berolah raga jantung sehat. Kali ini lebih parah dibandingkan dengan yang 2006. Dengan korban yang lebih banyak dibandingkan 2006 yang berjumlah 2 orang, saat ini korban jiwa mencapai 36 orang. Belum termasuk dengan yang korban luka-luka. Jumlah yang sangat banyak.

Awal munculnya banyak korban yang kebanyakan dari daerah timur merapi (Desa Umbulharjo), terjadi karena ketidaktahuan warga akan munculnya wedhus gembel yang sudah berada di atas kepala mereka. Mendung, dan banyaknya kabut menyebabkan warga tidak mengetahui dengan jelas akan bahaya yang sedang mengancam mereka meskipun alarm peringatan bahaya telah di nyalakan. Bahkan tempat wisata alam kaliurang yang selama ini menjadi patokan akan terjadinya bencana tersebut, pun tidak mengetahuinya.

Kembali hal yang sama terjadi pada Sabtu dini hari pukul 1.30 wib. Kali ini lebih besar erupsinya. Hujan abu vulkanik sampai di daerah Bantul dan Godean (kearah barat dan selatan). Kondisi panik, semrawut dijalan tidak bisa terkendali. orang berpikir bagaimana mereka bisa lari sejauh-jauhnya dari gunung merapi yang sedang memperlihatkan taringnya tersebut.

Bisa dibayangkan begitu paniknya masyarakat. Coba kita bayangkan adanya hujan air yang begitu derasnya sehingga sakit bila mengenai kulit kita? hanya saja air tersebut kita ganti dengan pasir dan debu vulkanik. Wiuhhhh bisa kita bayangkan, apalagi dengan waktu yang lebih dari 1 jam.